Selasa, 04 Juli 2017

puisi penyesalan


BAIT YANG HILANG

Seperti menyanyikan lagu kesukaan yang ku hafal dikeluar kepala, 
Seperti itulah rasaku padamu. Tapi....
Entah aku yang bosan atau memang lagu itu tak menarik lagi 
Rasaku semakin lama semakin memudar.
Ketika aku rindu dan menyanyikannya lagi
Satu bait tak sengaja terlupakan
Aku bukan tak peduli
Jadi kulihat liriknya kembali
Dalam hati aku menyesali diri sendiri
Bait seindah ini bagaimana bisa terlupakan
Akupun tersadar kebaikan mu telah lama kuabaikan.

Sabtu, 11 Februari 2017

puisi kesendirian

KELABU

Matahari berganti malam tanpa 
risau
Toh esok akan muncul lagi semburat jingga
Bukankah begitu seharusnya?
Tapi, ini apa?
Kutukankah?
Apa salah ku?
Kenapa hanya ada kelabu?
Dimana matahari dan malamku?
Aku takut, ini benar-benar membuatku gila
Apa aku ini?
Aku juga punya hati
Tapi, kenapa?
Kenapa hati ini hanya diam
Kumohon berikan arah pada hati ini
Apa aku tak cukup baik?
Apa kekuranganku?
kenapa semuanya menjauh
Setidaknya sekali, kumohon
Berilah matahari dan malamku
Meski matahari yang kulihat tak seindah yang dilihat orang lain
Meski malamku tak berbintang sekalipun
Aku mohon
Biarkan aku merasakannya

Rabu, 25 Januari 2017

puisi kesedihan

RUMAH KOSONG

Kuncup belia jingga memurni akan polosnya
Bukan nasib memekar
Takdir baik bergejolak keruntuhan
Mengikuti garis hidup
Naifpun hilang memudar
Bulan merah darah
Petir menghias dinding
senyum simpul bak sampul menawan
Membungkus resah penuh amarah
Gadis polos telah hilang
tersisa hanya serpihan dendam
Untuk hidup yang terus berjalan
Jika demikian
 Cinta menjadi hal yang mewah bukan??

Oleh: Indana Lutfiani